Ibadahnya Orang Makrifat

Ibadahnya Orang Makrifat
imam ghazali rahasia shalat orang-orang makrifat
Ibadahnya Orang Makrifat Lauhul Mahfudz - 21 October 2023, 09:29 WIB

Orang makrifat selalu menjaga kualitas ibadahnya, dilakukan dengan benar sesuai syariat (fiqh) dan khusyuk semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta mengaplikasikan nilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa keutamaan istiqomah dalam beribadah diantaranya hidupnya selalu di jalan yang benar, memiliki kekuatan dalam menghadapi cobaan, Allah akan mengaruniakan ketenangan, selalu optimis terhadap rahmat-Nya, memiliki kendali atas dirinya, mendapat bimbingan dan pertolongan Allah, serta memiliki kekuatan ruhiyah.

Ibadahnya dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh kesadaran bahwa ia sedang menghadap Allah SWT. Dalam do'a iftitah, "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku milik Allah SWT", ketika bertakbir Allah Maha Besar, ketika sujud bertawadhu karena tahu siapa yang disujudi, serta ketika berdo'a dilakukan dengan sungguh-sungguh dan yakin karena tau siapa yang dimintai pertolongan.

Ibadah tidak hanya sebatas sholat, tetapi semua aktivitas dan kegiatan dalam kehidupan. Baik tarikan nafas, makan, bekerja, bahkan tidurpun harus diniati dengan Lillah (karena Allah) dan Billah (dengan pertolongan Allah). Segala hal dan tindakan baik lahir maupun batin, di manapun dan kapanpun, Allah lah yang menggerakan, tidak ada sesuatu apapun yang terjadi kecuali atas bantuan dan kekuatan Allah SWT.

Keikhlasan dalam beribadah berarti ibadahnya bersih dari riya, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dalam hati, dan semuanya karena rahmad dan pertolongan Allah SWT.

Beribadah juga harus sesuai dengan syariat (fiqh) dan tuntunan Rasulullah Saw. Imam Malik ra mengingatkan, "Barangsiapa yang berhakikat (mengenal Allah) tanpa menjalankan syariat, berarti dia zindiq". Begitu juga dengan pesan Imam Syafii, "Berusahalah untuk mempelajari ilmu fiqh dan tasawuf, jika mempelajari ilmu fiqh saja (menjalani syariat) tanpa bertasawuf, maka hatinya tidak bisa merasakan kenikmatan dalam bertaqwa. Sedangkan jika menjalani tasawuf saja tanpa mempelajari fiqh, maka tidak akan bisa menjadi ihsan.

Beribadah juga harus tafakur, tidak cukup hanya ucapan dan tindakan saja, tetapi juga harus merenungi maknanya. Ibadah harus mensinergikan antara akidah, syariat, hakikat dan makrifat. Maksudnya, ibadah harus didasari dengan iman yang kuat, dilaksanakan sesuai syariat, dan dilakukan dengan khusuk dan tawadhu menghadap Allah SWT.

Ketika orang makrifat beribadah, hatinya diliputi perasaan takut kepada Allah SWT. Semakin bertambah makrifatnya, bertambah pula rasa takutnya. Kata Al-Ghazali, "Kenikmatan yang paling lezat adalah bermakrifat kepada Allah SWT".